Obsesi Buka Rute Penerbangan Labuan Bajo-Sorong, Cece Tarya : Butuh Interfensi Pemerintah

SORONG– Cofee morning  bertajuk “Inisiasi dan Harmonisasi” Rencana Program Peningkatan Pariwisata Melalui Transportasi Udara di BLU UPBU Kelas I Domine Eduard Osok (DEO) Sorong yang digelar di Rylich Panorama Hotel Kampung Baru Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (8/5) mampu membangkitkan semangat para stakeholder  untuk memberikan perhatian khusus pada peningkatan dunia pariwisata di Provinsi Papua Barat Daya.

Kabandara DEO Sorong, Cece Tarya saat menyampaikan pemaparan dalam coffe morning “Inisiasi dan Harmoni”. (rosmini)

Diawali  dengan pemaparan  dari Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya tentang inisiasi, potensi dan rencana pengembangan Bandara DEO Sorong, coffee morning berlangsung begitu Istimewa karena dihadiri Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos, Wakil II Ketua DPR Provinsi Papua Barat Daya, Fredrik Marlisa serta 4 nara sumber yakni Kepala Dinas Pariwisisata Provinsi Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo, Ketua Komisi II DPR Papua Barat Daya, Abdul  Hosim, Komisi III, Max Hehanusa dan  Kepala BPKP Papua Barat Daya, yang diwakili Edy Sukardi.

Sesi diskusi yang menghadirkan 4 narasumber. (rosmini)

Dalam mendukung peningkatan jumlah wisatawan di Papua Barat Daya melalui moda trasnportasi udara, Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya mengungkapkan obsesinya untuk membuka rute Labuan Bajo- Sorong.

Peserta cofee morning “Inisiasi dan Harmoni”. (rosmini)

Kenapa Labuan Bajo? Karena seperti diketahui, Labuan Bajo yang berada di Kecamatan Komodo,Kabupaten Manggarai Barat,  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  merupakan pintu gerbang menunjuk objek wisata Pulau Komodo. Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas yang tengah dikembangkan pemerintah Indonesia.

Dan Labuan Bajo mendunia karena keberadaan Taman Nasional Komodo yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Tak heran jika wisatawan terus berdatangan ke Labuan Bajo.

“Kami mencoba bekerjasama dengan Bandara Labuan Bajo dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, kami meminta data di sana. Bandara Labuan Bajo sudah ditetapkan  sebagai Bandara Internasional, sehingga saat ini sudah ada rute Kualalumpur dan  dari  Suingapura,”ujar Cece Tarya.

Dikatakan oleh Kabandara DEO Sorong,dengan tingkat kunjungan wisatawan di Labuan Bajo mencapai 411.000 pengunjung, mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat tahun 2024 mencapai Rp 114 Miliar.

“Tentunya  disana ada pajak hotel, pajak  restaurant, pajak hiburan, pajak reklame, pajak parkir. Ini menjadi bagian yang bilamana tata kelola kita menjadi sama,  menjadi bagian dari acuan terkait indeks pendapatan persatu orang kedatangan wisatawan ke Kota Sorong,”tandas Cece Tarya.

Lebih lanjut  Kabandara DEO Sorong pun merincikan hitung-hitungannya.  Dimana jika mencoba share market 10 persen dari total kunjungan wisatawan di Labuan Bajo yakni 411.000 pengujung berarti  bisa ditargetkan , yang berkunjung ke Sorong, Papua Barat Daya sebanayak 41.000 pengunjung.

Soal kenapa  menargetkan data  dari Labuan Bajo, karena diakui oleh Kabandara DEO Sorong bahwa sampai saat ini,  belum ada data yang ditetapkan Pemda yang bisa  jadi acuan.

“Kami berasumsi kalau itu demandnya di Labuan Bajo itu adalah sama. Mereka itu adalah penikmat dari kepulauan, menikmati destinasi wisata maritim, sehingga dengan budaya  sama ini akan lebih muda. Dan  Labuan Bajo lebih dekat  ke Sorong seingga kita menargetkan tahun ini 10 persen dari jumlah  kunjungan wisatawan di Labuan Bajo. Bagaimana caranya bisa terhubung dengan Raja Ampat,”tandas Cece Tarya.

Untuk mendapatkan target market 10 persen dari jumlah kunjungan wisatawan Labuan Bajo, maka Kabandara DEO Sorong mengatakan perlu adanya  interfensi dari pemerintah.

Dalam hal ini interfensi yang dimaksud adalah pemerintah memberikan  jaminan kepada maskapai penerbangan untuk keterisian penumpang.

Kabandara Cece Tarya mengakui sudah beberapa kali menawarkan kepada maskapai penerbangan untuk membuka rute Labuan Bajo-Sorong, namun belum ada yang bersedia. Padahal potensi kunjungan wisatawan dari Labuan Bajo ke Sorong sangat besar.

“Interfensi dari pemerintah di sini, misalnya jaminannya 80  %. Kalau jumlah penumpangnya lebih dari 80 seat maka uang ini tidak perlu keluar.  Nah kami meminta untuk bisa membangkitkan demand  ini 3 bulan saja setelah itu biar lepas. Nah kalau itu pun mau digunakan secara terus-menerus dalam satu tahun saya yakin kalau penumpangnya penuh terus  tidak perlu dipakai uang jaminan itu,”tandas Cece Tarya.

Seberapa besar kontribusi yang didapatkan jika membuka rute penerbangan Labuan Bajo-Sorong?, Kabandara DEO mengatakan, dengan  modal sekitar Rp 5, 5 miliart saja Ia yakin  dari sektor pariwisata dapat meningkatkan PAD Papua Barat Daya hingga Rp 11 miliar.

Terkait dengan kegiatan coffe morning yang digelar,  Kabandara DEO Sorong mengatakan bahwa kegiatan inisiasi dan harmonisasi digelar tak lain bagaimana program dari pihaknya dapat bersinergi dengan program di Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.

“Supaya angka-angka ataupun data-data yang kita gunakan itu menjadi satu data dan kemudian ini menjadi perencanaan dan kemudian mudah dalam  implementasinya,”ujar Cece Tarya kepada media.

Sementara itu Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu dalam sambutannya mengatakan  siap mendukung upaya peningkatan jumlah wisatawan di Provinsi Papua Barat Daya.

Terlebih kata Gubernur bahwa potensi wisata di Papua Barat Daya sangat menjanjikan, destinasi wisata bukan hanya ada di Kabupaten Raja Ampat, tapi semua ada di Kabupaten dan Kota di Provinsi Papua Barat Daya.

Dikatakan Gubernur Elisa Kambu, untuk menarik orang banyak datang ke Sorong,yang terpenting adalah Papua Barat Daya harus aman.

Selain itu salah satu upaya menarik wisatawan berkunjung ke Sorong, Gubernur juga mengatakan perlu digelar kegiatan seperti festival budaya Papua yang menarik wisatawan khususnya wisatawan mancanegara untuk terus datang ke Sorong.

Dengan menghadirkan 4 nara sumber, Coffe morning “Inisiasi dan Harmonisasi” berlangsung hidup saat sesi diskusi yang dipandu moderator Yuda Wibawa.

Dalam sesi diskusi, mewakili Gubernur Papua Barat Daya, Kepala Dinas Pariwisata, Yusdi Lamatenggo mengatakan, untuk menghidupkan dunia pariwisata diperlukan adanya inovasi, adaptasi, kolaborasi dan komitmen bersama.

Mengakhiri rangkaian kegiatan, Kabandara DEO Sorong, Cece Tarya menyerahkan cinderamata kepada para narasumber. Sebelumnya, Kabandara DEO Sorong,Cece Tarya  juga menyerahkan cindera mata kepada Gubernur  Papua Barat Daya, Elisa Kambu yang pamit duluan karena harus menerima kunjungan DPD RI.  (min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.