SELAIN menaruh perhatian pada mama Saira Mayor (84 tahun) -jemaah haji Kota Sorong dengan usia tertua- pandangan juga tertuju pada seorang ibu yang berjalan dengan memegang tongkat jalan.

Meski wajahnya terlihat sehat namun jalannya yang tertatih membuat, ibu yang bernama lengkap Suhera Binti Bintang, berusia 70 tahun itu harus didampingi anak perempuannya, Suryani Binti Fatta (48 tahun)

Kepada media ini, cerita menarik pun tertutur dari Suryani. Wanita asal Bugis Bone, Sulawesi Selatan ini menceritakan kalau Ia berangkat ke Tanah Suci tahun ini sebagai mahram dari ibunya, Suhera Binti Bintang.

Kondisi kakinya yang mengalami cidera akibat jatuh dari motor di Jalan Kilang Oktober 2024 lalu membuat nenek Suhera Binti Bintang harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit hingga menjalani operasi. “Sudah dioperasi,ada pasang pen juga,”tandas Suryani tentang kondisi kaki kiri bunya, Suhera Binti Bintang yang kini harus berjalan dengan dibantu tongkat jalan.
“Kejadiannya bulan 10, waktu itu naik motor dibonceng, terus bajunya terlilit di rantai motor dan jatuh sampai harus dioperasi,”tutur Suryani.
Meski saat mendaftar haji pada 2014 lalu, nenek Suhera Binti Bintang ditemani puteranya, Seherdi Binti Fatta yang sama-sama mendaftar haji, namun musibah kecelakaan lalu lintas membuat nenek Suhera termasuk jemaah berkebutuhan khusus, seperti ke toilet harus didampingi, karena itu Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kota Sorong minta Suhera Binti Bintang harus berangkat ke Tanah Suci dengan didampingi mahram.
“Kakak saya (Seherdi Binti Fatta) bisa dampingi, tapi kalau sampai di kamar mandi kan tidak bisa. Makanya saya diminta untuk menjadi mahram,”ujar Suryani.
Saat dihubungi Kemenag Kota Sorong untuk menjadi mahram bagi ibunya, sontak Suryani pun langsung gembira. Sebelumnya, ibu tiga anak ini memang ingin sekali untuk segera ke Tanah Suci, karena itu Ia mendaftar haji tahun 2016 lalu (dua tahun setelah ibunya mendaftar haji) .
“Saya sudah lunasi Rp 25 Juta untuk porsi kursi, karena harus menjadi mahram, jelas langsung saya berpikir untuk cari uang, bagaimana caranya bisa kumpul uang dan lunasi setoran haji,”ujar Suryani.
Dengan mata berkaca-kaca, Suryani menuturkan perjuangannya mengumpulkan “cuan” untuk bisa melunasi setoran haji yang kurang Rp 30 juta lebih. Untuk ibu dan kakaknya, semua sudah beres, tinggal dirinya yang masih harus melunasi setoran haji , karena tiba-tiba harus berangkat sebagai mahram, mendampingi ibunya.
Berbincang akrab dengannya disela acara pelepasan jemaah haji Kota Sorong, Senin 5/5/2025), bagi warga Bugis Bone, Sulawesi Selatan di Kota Sorong,khususnya yang tergabung dalam Whatshap grup, nama Suryani tentu tidak asing lagi. Melalui WAG (whatshap grup), setiap hari, Suryani menawarkan jualannya, seperti buras, putu pesse, tape, pisang ijo dan lain-lainnya.
Dari aneka jualan onlinennya, yang paling khas dan jadi ikon adalah buras. Sehingga jurnalis media ini yang juga asli Bugis Bone pun memberi nama di WA dengan nama “Suryani Buras” biar gampang ingatnya.
Saat lebaran lalu, Suryani pun “banjir”pesanan buras. Dengan harga Rp 6000/ikat, buras buatan Suryani pun terasa yummy, gurihnya pas. “Biar dua hari itu burasku masih tahan (awet) karena rebusnya lama,”tutur Suryani saat menyinggung buras hasil buatannya.
Dengan kemampuan sebagai penjual online yang dimiliki, bayangan dirinya berangkat ke Tanah Suci bersama ibu dan kakaknya, Seherdi sudah di peluk mata dan ia pun tak ingin kehilangan kesempatan emas ini. Karena jika mengikuti daftar tunggu, Suryani baru bisa berangkat dua tahun lagi.
Sebelum lebaran tahun ini, tahun 2024 lalu Suryani terpaksa meninggalkan ibunya yang masih dalam kondisi kaki sakit untuk berburu “cuan” di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tempat tinggal salah satu saudaranya.
Tepatnya Ia berangkat ke Kupang pada 15 Desember 2024 dan balik ke Sorong dua pekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1446 H.
Dua bulan lebih Ia di Kota Kupang hanya untuk berburu”cuan”. Dan Ia pun mengucapkan syukur Alhamdulillah, jualan onlinenya di Kupang, laris manis dan Ia pun bisa pulang membawa uang yang cukup untuk melunasi setoran biaya haji.
Secara logika sepertinya sulit diterima, semua penuh keajaiban. Bagaimana tidak, sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1446 H lalu, Suryani begitu lega dan bahagia karena rejekinya mengalir deras. Dari hasil jualan onlinennya, bisa terkumpul uang Rp 30 juta lebih. Dengan tak banyak kata, selanjutnya Suryani pun ke bank dan melunasi setoran hajinya.
Dalam waktu hanya sekitar 2 bulan, bisa terkumpul Rp 30 juta lebih. Seakan tidak percaya, namun itulah kekuasaan Allah SWT, masyaAllah. jika Dia menghendaki maka pastii terjadi. “Bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin,yang penting mau berusaha,”ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Bersama jemaah haji Kota Sorong, Suryani beserta ibunya Suheria dan kakaknya Seherdi akan bertolak dari Sorong menuju Embarkasi Makassar pada 15 Mei 2025. Menurutnya, ibunya sehat, hanya selain karena sudah lansia, kaki ibunya yang cidera membuatnya harus terus didampingi . (min)