MAKASSAR – Pesawat Lion Air dengan nomor JT 0944 yang ditumpangi rombongan jurnalis Papua Barat Daya dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tujuann Sorong mengalali gangguan mesin hinggq mesin mati dua kali.
Kejadian mesin mati terjadi , Senin (3/2) saat pesawat Lion Air bersiap untuk take off menuju Bandara Deo Sorong. Selain rombongan jurnalis Papua Barat Daya, dalam daftar penumpang juga ada rombongan ASN Pemkot 75 orang.
Mesin Pesawat itu mati saat posisi pramugari sedang memperagakan tata cara keselamatan kepada para penumpang.
Dalam artian, posisi peswat sudah dalam posisi hendak keluar menuju landasan pacu untuk lepas landas. Kondisi ini, sontak membuat penumpang kaget luar biasa.
Setelah 5 menit menunggu, pilot mengumumkan terjadi gangguan pada sistem elektrik. Pilot lalu mencoba menyalakan mesin dan baru menyela sekitar 5 menit kemudian.
Namun begitu menyala langsung tiba – tiba mesin mati kembali untuk yang ke dua kali. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 11.15 WITA
Sontak saja, para penumpang termasuk rombongan jurnalis Papua Barat Daya yang berjumlah 20 orang menjadi panik dan memilih mendesak pilot melalui awak pesawat untuk segera buka pintu
Kepala Lintas Suku Papua Barat Daya, Elias Yumte mengakui, dua kali mesin pesawat mati secara tiba – tiba tentu saja membuat para penumpang menjadi panik.
“Saya tadi langsung mendesak pramugari untuk sampaikan ke pilot agar pintu pesawat dibuka, sebab penumpang semua ingin turun, ” ucap Elias Yumte.
Ketua IJTI Papua Barat Daya, Candri mengatakan, keputusan penumpang yang minta turun dari pesawat karena merasa sudah tidak safety, mesun pesawat mati dua kali.
Karena dari mesin mati 2 kali, managemen Lion Air harus memperhatikan hal ini karena menyangkut keselamatan penumpang. Terlebih saat akan bersiap take off, kondisi di dalam pesawat juga panas karena AC mati.
Hal inilah yang membuat penumpang panik dan minta turun ganti pesawat.
Setelah turun dari pesawat dan menunggu di ruang tunggu Bandara Hasanuddin Makassar hampir 20 menit , akhirnya rombongan jurnalis dan penumpang lainnya dipersilakan naik ke pesawat pengganti.
“Coba cek pesawatnya, jangan sampai hanya cetnya saja yang baru,” ujar Jeje,rombongan jurnalis Papua Barat Daya.(min)