SORONG– Menjelang Pilkada serentak November 2024, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) mengikuti proses politik yang ada dan menawarkan wawasan pembangunan majemuk kepada semua pasangan kandidat.
Koordinator Presidium (Korpres) Majelis Wilayah (MW) KAHMI Provinsi Papua Barat Daya, Dr Bustamin Wahid mengatakan, KAHMI secara kelembagaan tidak ada arahan atau perintah dalam menentukan sikap politik.
“Tapi saya ingin menjelaskan bahwa politik itu menjaring kebaikan. Konteks politik menjaring kebaikan itu tentunya semua orang punya indikator, menilai segala macam. Dari semua indikator itu menjadi salah satu energi sosial orang dalam menilai kandidat-kandidar tertentu kemudian memberikan keputusan politik,”jelas Bustamin Wahid yang ditemui usai menghadiri acara pembukaan Konfercab ke XV HMI Cabang Sorong di Kampus IAIN Sorong, Jumat Sore (27/9).
Dikatakan, politik itu luar biasa, punya pengaruh yang luar biasa terhadap insan manusia atau pemilih untuk menentukan baik itu secara psikologi, material, rasional ataupun pengaruh-pengaruh sosio kultural dan pengaruh historis itu juga menjadi bagian terpenting dari sikap politik seseorang.
“Tapi sampai sejauh ini KAHMI secara kelembagaan, tidak ada perintah atau tidak ada rapat keputusan bersama mengarahkan siapa. Tapi kerja-kerja batin politik, semua pribadi dan kader HMI sudah berjalan sampai di level alumni itu sudah berjalan,”ungkapnnya.
Lebih lanjut, Bustamin yang mantan Sekretaris Timsel KPU Provinsi Papua Barat Daya mengatakan, pihaknya tidak bisa membatasi tapi dalam perjalanan tentunya setiap kader insan cita ini semua merasakan mana yang paling tepat dalam menentukan sikap politik.
“Dan dalam sikap politik tentu mengandung dan mengingat kebaikan-kebaikan orang. Itu menjadi terpenting,”ujarnya. Menyinggung figur yang tepat memimpin provinsi ke 38 ini, dikatakan Bustamin Wahid, semua figur kandidat telah ditentukan melalui seleksi syarat yang ditentukan dan ditetapkan oleh KPU.
Dan semua kader terbaik yang ikut bertarung itu adalah generasi dan utusan Tuhan yang akan mengikuti proses Pilkada. “Selanjutnya siapa yang ditentukan dan siapa yang diberikan amanah itu menjadi bagian dari semangat kita bersama, menjadi bagian dari pemimpin kita bersama,”tandasnya.
Diakuinya, Pilkada serentak di Provinsi Papua Barat Daya pastinya akan berlangsung seru. “Seru karena sosio dan antropologi politik cukup beragam. Jadi kalau di KAHMI mendorong pembangunan majemuk itu yang harus kami menawarkan gagasan dan konsep-konsep pembangunan majemuk kepada semua kandidat,”urai Bustamin Wahid.
Dan tentunya kandidat yang merespon tentang gagasan-gagasan pembangunan majemuk yang akan menjadi apreseasi dan attensi tertentu.
“Kita ini hidup taglinenya sederhana. Masyarakat yang majemuk ini harus dibarengi dengan semangat, tindakan dan wawasan yang majemuk pula. Sehingga tidak ada konflik, sesaat berpikir dan lain-lain yang menciptakan semacam frustasi sosial baru,”tandas Bustamin Wahid.
Dikatakan, karena politik ini akan muncul frustasi politik baru, sosial baru dan politik baru sehingga jangan sampai kita terjebak dengan itu.
“Kita belajarlah dari politik Pilkada di Maluku Utara yang bertarung, berkonflik selama 11 bulan karena kepentingan kekuasaan,”tandasnya.
Kepada penyelenggara Pilkada, diharapkan semua harus indipenden, jujur dan menjaga kearifan dalam mengarungi paying-payung hukum. (ros)