SORONG– Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sorong telah siap memberangkatan 237 Calon Jemaah Haji (CJH) Kota Sorong menuju embarkasi Makassar Sulawesi Selatan yang direncanakan pada 15 April 2025.

Kepala Kemenag Kota Sorong melalui Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umroh, Nurain Iskandar Alam. S.Ag mengatakan, persiapan pemberangkatan CJH Kota Sorong sudah 99 %.

Saat ini tinggal menunggu pelepasan CJH oleh Walikota Sorong pada 5 April 2025 dan pelepasan CJH oleh Gubernur Papua Barat Daya pada 7 April 2025. Dari
Jumlah CJH Kota Sorong tahun 2025, sebanyak 237 orang terdiri dari lansia 12 orang dan jemaah reguler, sesuai kuota 225 orang. Adapun yang batal berangkat sebanyak 28 orang.
“Yang tidak berangkat karena berhalangan seperti sakit itu ada 28 orang, pada verifikasi pertama sekitar 28 orang tidak siap berangkat. Yang pertama, porsi batu, porsi batu itu memang bertahun-tahun tidak berangkat sudah dihubungi tapi yang bersangkutan tidak tahu dimana. Yang kedua sakit, dan yang ketiga karena keadaan ekonomi,”jelas Nurain yang akrab disapa Ain.
Untuk yang tidak jadi berangkat karena sakit atau halangan lainnya digantikan dengan daftar cadangan 28 orang, sesuai nomor urut. “Penentuan daftar cadangan berdasarkan nomor urut, namum sekarang kan ada lansia, lansia itu butuh mahram. Jadi yang kita utamakan mahram, setelah mahram terpenuhi kita turun ke cadangan,”jelas ibu cantik ini.
Direncanakan berangkat dari Sorong ke Makassar sekitar tanggal 15 April 2025. Setelah tiba di Makassar, akan menginap di hotel transit Makassar yang biayanya ditanggung oleh Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat. Seperti diketahui, karena Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat Daya belum ada, saat ini CJH dari Provinsi Papua Barat Daya masih ditangani Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat.
Dalam pemberangkatan, selanjutnya tangggal 16 April dijadwalkan masuk Embarkasi Makassar, dan tanggal 17 April 2025, CJH Kota Sorong yang tergabung dalam kloter 23 bersama CJH Kabupaten Sorong dan CJH Kabupaten Sorong Selatan akan berangkat ke Tanah Suci pada 17 Mei pukul 20.00 WIB. Secara keseluruhan, CJH dari Kanwil Provinsi Papua Barat tergabung dalam 2 kloter yakni kloter 23 dan kloter 25.
Untuk persiapan pemberangkatan CJH, yang pertama adalah kelengkapan koper. Hanya saja menurut Nurain, sampai saat ini koper CJH belum tiba. “Jadi kita menunggu saja. Karena kita gelombang kedua, kemungkinan agak terlambat. Selain koper, persiapan-persiapan manasik sudah kita laksanakan. Dari jemaah sendiri apa yang mereka butuhkan itu disiapkan. Dan Alhamdulillah tiket sudah ada, tinggal keputusan dari Kanwil kapan kita berangkat langsung go,”tandas Nurain.
Karena jumlah CJH Kota Sorong terbanyak di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, maka untuk tahun ini, pihaknya kata Nurain Iskandar Alam akan mengusahakan agar CJH Kota Sorong terbang dengan satu pesawat.
“Tahun lalu kendalanya itu jemaah kita tidak bisa satu pesawat, karena kita itu kan jumlahnya paling banyak se-Papua Barat, jadi kita boking pesawat itu tidak bisa langsung satu pesawat. Tapi tahun ini Insya Allah kita usahakan untuk semuanya bisa satu pesawat. Ada maskapai yang kita harus hubungi,”terang Nurain seraya menjelaskan dalam pengurusan armada pesawat terkait dengan berat koper (bagasi) yang harus dibawa oleh para calon jemaah haji.
“Pokoknya dari sini (Sorong,Red) kita usahakan bisa 20 Kg,”tandasnya. Lebih lanjut untuk jemaah yang mendadak batal berangkat karena sakit, maka soal “kursi” siapa yang akan menggantikannya dkembalikan ke Kanwil Kemenag.
“Karena itu kuota Kanwil jadi dikembalikan ke Kanwil. Pokoknya kita berangkat dari sini sampai Makassar itu semua wewenang ada di Kanwil,”ujar Nurain.
Menyinggung tentang Ongkos Naik Haji (ONH) tahun ini , dikatakan, turun sekitar Rp 5 juta. Jika tahun 2024 lalu ONH sekitar Rp 62 juta, tahun 2025 ini turun jadi sekitar Rp 57.
Dalam pendaftaran CJH, Nurain menegaskan tidak ada yang namanya “orang dalam” karena semua tercatat di sistem. Jemaah yang sudah pernah melaksanakn ibadah haji, bisa mendaftar untuk pergi haji kembali setelah lewat 10 tahun.
“ Kalau mau berangkat di bawah 10 tahun itu sistem yang bicara. Ketika kita daftar muncul sistem itu bahwa yang bersangkutan sudah pernah berangkat tahun sekian, tanggal sekian, bulan sekian, embarkasi sekian, rombongan sekian, jadi semua sudah ada. Kita tidak bisa lagi bilang kita mau ganti nama awal kek, satu huruf pun pasti akan terbaca,”terangnya.
Ketentuannya lewat 10 tahun baru bisa daftar haji lagi . “Kurang satu hari saja sistem tolak. Harus pas 10 tahun,”imbuhnya. Karena semua serba sistem, dalam pendaftaran CJH, tegas Nurain, tidak ada istilah ordal alias orang dalam karena semua terpantau di sistem.
Dalam penyelenggaran haji tahun ini juga diungkapkan ada 5 orang calon jemaah haji yang yang mutasi ke daerah lain. Dari 5 orang tersebut 4 orang CJH mutasi ke Jawa, dan 1 orang lainnya mutasi ke Makassar, Sulsel.
]
Berangkat ke Tanah Suci selama 42 hari, dijadwallkan CJH Kota Sorong akan kembali ke Kota Sorong pada 27 Juni 2025. Untuk pendamping jemaah haji, ada ketua kloter, pembimbing ibadah yang bertugas dari Kemenag, dokter, perawat dan 3 TPHD (Tim Petugas Haji daerah) yang merupakan jatahnya gubernur.
“ Semoga semua jemaah haji mendapatkan kesehatan, pulang dari Tanah Suci hajinya jadi haji mabrur,”pesan Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Kota Sorong. (min)