SORONG– Di era gempuran teknologi yang semakin canggih, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Papua Barat Daya (PBD) meluncurkan program pelatihan vokasional bagi masyarakat. Pelatihan itu diantaranya berupa tata boga, perbaikan mesin tempel, dan keterampilan komputer.

Pelatihan Vokasional bagi masyarakat yang digelar Dinas Sosial PBD. (Rin/SuaraSorong)
Ketua Panitia Fenty Henry Talane menjelaskan, masyarakat dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan cepat. Sehingga, pelatihan kuliner menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Iya, khususnya bagi mereka yang ingin memulai usaha di bidang kuliner. Dengan menguasai keterampilan memasak, peserta tidak hanya dapat menghasilkan makanan yang berkualitas, tetapi juga membuka peluang usaha yang menjanjikan,” jelasnya, Senin (26/8).
Kedua, ada pelatihan komputer yang tidak untuk meningkatkan keterampilan dasar dalam mengoperasikan komputer. Ketiga, pelatihan mekanik motor tempel sangat relevan untuk masyarakat pesisir.
“Biar mereka dapat lebih mudah mencari pekerjaan dan beradaptasi dengan dunia kerja yang semakin berbasis teknologi. Untuk mesin tempel, keterampilan ini akan membantu mereka menjaga kelancaran operasional perahu dan meningkatkan produktivitas dalam sektor perikanan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, PPPA, Papua Barat Daya, Beatriks MSiren menambahkan pelatihan kuliner dirancang untuk membekali ibu rumah tangga dengan keterampilan memasak untuk memulai bisnis kecil.
“Kami ingin memberdayakan perempuan untuk berkontribusi pada pendapatan keluarga mereka dengan memberikan mereka pengetahuan dan alat-alat untuk menciptakan produk makanan yang lezat dan dapat dipasarkan,” bebernya.
Selain itu, wilayah Papua Barat Daya ini memiliki potensi maritime yang luar biasa. Maka, pihaknya juga memperkenalkan program pelatihan perbaikan mesin tempel.
“Masyarakat pesisir kami sangat bergantung pada perahu untuk transportasi dan mata pencaharian.Dengan mengajarkan peserta cara merawat dan memperbaiki mesin tempel, kami membantu mereka menjadi lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan pada layanan eksternal,” tuturnya.
Ketiga, sambung Beatriks latihan pengoperasian komputer yang digagas untuk pemuda putus sekolah. Tidak hanya latihan, para pemuda juga difasilitasi laptop untuk pembelajaran.
“Setiap peserta akan menerima laptop untuk memfasilitasi pembelajaran mereka dan memungkinkan mereka untuk menjelajahi peluang online. Begitupun peserta Motor tempel dan tata boga,” pungkasnya. (rin)