KENDARI – Persaingan untuk meraih juara umum di iven Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Tingkat Nasional ke XXVIII di Kendari makin ketat. Kalimantan Timur mendominasi partai final. Bersaing dengan DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Riau dan Jawa Timur.
Kontingen Papua Barat Daya (PBD) yang mengikuti 16 nomor lomba, di nomor lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) yang masuk 10 besar. M. Khoirul Fahmi dengan meraih nilai 83,17 harus puas di peringkat 8 dari 23 peserta. Dengan nilai tersebut Fahmi belum berhàsil menggapai cita-citanya maju ke babak final.
Dari 16 kafilah PBD yang meraih nilai di atas 90 sebanyak lima orang. Mereka adalah Tri Adi Setiawan (94,67) yang turun di nomor lomba hafalan 10 jus putra. Walau Tri meraih nilai 94.67 ia harus mengurungkan cita-citanya maju ke babak final.
Persaingan di nomor ini sangat ketat, ia harus rela menduduki posisi ke17 dari 35 orang peserta.
Berikutnya Aliyah Muslimah di hadapan 10 jus putri meraih nilai 92.50 dan menduduki posisi ke 26 dari 33 peserta.
Dzulhàfizh Assa’idi yang tampil di hafalab 1 jus dan tilawah meraih nilai 92.17. Dengan nilai tersebut ia menempati peringkat ke 15 dari 33 peserta. Qisyà Farzana Yusuf yang tampil di hafalan 1 jus dan tilawah meraih nilai 90.50 berada diperingkat 24 dari 34 peserta.
Peserta kelima dari PBD yang meraih nilai 90 ke atas diraih Fauziah Arrahman Yusuf dengan nilai 90.0 di posisi 21 dari 28 peserta. Fauziah tampil di nomor hafalan 5 jus dan tilawah.
Untuk pencapaian terbaik dari PBD ditempati Prody yang tampil di nomor tafsir Qur’an Bahasa Arab. Ia yang meraih nilai 88.67 menempati posisi ke-11 dari 21 peserta. Dzulhaixah menempati posisi ke-15, Tri Adi Setiawan posisi 17. Ade Irma Ulima menempati posisi ke-18.
Peserta lainnya peringkat ke 21 sampai ke-32. Hasil yang diraih kafilah PBD menurut Ketua Harian LPTQ PBD Abubakar Alhamid, S.Sos, MSi, sudah maksimal, walau belum ada yang berhasil maju ke babak final.
”Alhamdulillah anak-anak sudah tampil dengan maksimal dan persaingan sangat ketat. Dari 16 orang tidak ada yang nilainya terendah dari 38 provinsi,” terangnya.
Alhamid berharap pada iven berikutnya ada yang maju ke babak final dan pulang bawa medali. Anak-anak yang ada ini kalau dibina dengan tekun bisa lebih baik lagi. ”Daerah lain ada yang melakukan pembinaan selama satu tahun,” ujarnya.(**/pon)