LSM Teras Kitorang Peduli Papua Gelar FGD  Penyusunan Kamus Bahasa Daerah

Kegiatan FGD penyusunan kamus bahasa daerah. (ist)

Irianto M. Ali : Fakta di Lapangan, Anak-anak Tidak Lagi Menggunakan Bahasa Daerah dalam Kehidupan sehari-hari

SORONG– Kegiatan Focus Group  Discussion  (FGD) Penyusunan Kamus Bahasa Daerah (Moi, Klabra-Klaka Kabupaten Sorong, Tehit-Imaian Sorong Selatan dan Maya –Waigeo Raja Ampat yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian  Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi  bekerjasama dengan  LSM Teras  Kitorang Peduli Papua Selasa lalu (27 Agustus 2024) di Aula Perpustakaan Kabupaten Sorong berlangsung lancar.

 Selain dari Pemda dan stakeholder lainnya, kegiatan FGD yang merupakan finalisasi dari penyusunan kamus bahasa daerah  dihadiri kepala suku, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh intelektual ,  kepala sekolah, mahasiswa, pelajar dan pihak terkait lainnya .

 Ketua LSM Teras Kitorang Peduli Papua, Irianto M.Ali, S.Pd M.Pd  mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen yang telah terlibat dalam penyusunan kamus Moi, Klabra-Klaka Kabupaten Sorong, Tehit-Imaian Sorong Selatan dan Maya –Waigeo Raja Ampat , Provinsi PBD.

 Dalam penyusunan kamus bahasa daerah, Irianto Ali mengatakan pengambilan data butuh waktu sekitar 4 bulan.

 “Pengambilan data kurang lebih 4 bulan di lapangan yang tentunya dibantu oleh tim lapangan kami yang luar biasa, tim penutur di 3 bahasa, tim ahli  yang telah terlibat di penyusunan  kamus bahasa daerah ini,”ujar Irianto Ali.

 Dikatakan, penyusunan kamus bahasa daerah di FGD ini lebih ke finalisasi karena bentuk daripada penyusunan ini ada 2, yang pertama adalah bentuk fisik dari kamus itu sendiri, yang kedua kamus ini juga dalam bentuk aplikasi yang nantinya dapat didownload di playstore.

 “Harapan  kami, lewat kamus ini dapat membangun proses belajar generasi kita yang tidak lagi tahu atau tidak mengetahui bahasa daerah itu sendiri,”jelas Irianto.

 Dikatakan, dalam pengambilan data, ditemukan fakta  di lapangan dimana ternyata generasi-generasi  kita saat ini tidak lagi menggunakan  bahasa daerah sebagai percakapan di kehidupan hari-hari mereka.

 “Jadi ini yang menjadi harapan dalam proses penyusunan kamus bahasa daerah ini. Terima kasih kami haturkan juga kepada Pemda yang telah memberikan kami ruang , Pemprov Papua Barat Daya lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi PBD yang telah memberikan kami ruang dan suport dalam rangka terselesainya kamus bahasa daerah ini,”pungkas Irianto Ali. (ros)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.