SORONG– Dua hari berturut-turut (13-14 Oktober 2025), kegiatan anggota Komisi VII DPR RI Dapil Papua Barat Daya, Dr Rico Sia, M.Si selama masa reses di Kota Sorong cukup padat.

Setelah Senin (13/10/2025) membuka dua kegiatan yakni Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Vega Prime Hotel dan kegiatan Sosialisasi Strategi Promosi dan Pemasaran Event Daerah di Rylich Panorama, kegiatan berlanjut pada Selasa (14/10/2025).

Dengan tempat dan peserta dan narasumber yang berbeda, Selasa pagi (14/10/2025), Rico Sia didampingi tenaga ahli dan tim kerjanya hadir di Kyriad Hotel Km 10 untuk membuka kegiatan Sosialisasi Strategi Penyelenggaraan Event Berkualitas.

Seperti yang digelar pada Senin lalu (13/10/2025), Sosialisasi Strategi Penyelenggaraan Event Berkualitas merupakan hasil kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata, khususnya Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan (Events) dimana hadir mewakili Asisten Deputi, Rosalin Petrina Kristianti, serta Kepala Dinas Pariwisata Kota Sorong yang diwakili Sekdis, Ruben Jitmau, SE MM.
Selanjutnya siang harinya, kegiatan anggota Komisi VII DPR Ri, Rico Sia berlanjut di Hotel Mariat dengan tajuk “Sosialisasi Standarisasi & Penilaian Kesesuaian UMKM”. Kegiatan ini digelar atas kerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Ditandai dengan penabuhan tifa 7 kali, saat membuka kegiatan Sosialisasi Standarisasi & Penilaian Kesesuaian UMKM, Rico Sia yang mengenakan baju warna sage tampak memberikan semangat kepada para peserta.
Dalam sambutannnya, anggota DPR RI dua periode dari Partai Nasdem itu mengatakan standarisasi terkait dengan produk-produk UMKM yang tentunya akan mendominasi di pasaran global. Hal ini karena produk UMKM di Provinsi Papua Barat Daya terkait dengan sektor perikanan sangat diminati oleh masyarakat baik secara nasional maupun internasional.
Untuk memajukan produk UMKM yang telah berstandarisasi, Rico Sia menekankan pentingnya ketersediaan sarana dan prasarana. “Puji Tuhan Bandara kita, Bandara DEO (Domine Eduard Osok) statusnya sudah menjadi Bandara Internasional. Hanya saja masih perlu ditingkatkan. “Dan sedang saya perjuangkan juga bersama teman-teman, mudah-mudahan landasan bisa segera diperpanjang,”tandas Rico Sia.
Ia mengatakan demikian karena ada beberapa daerah yang bandaranya sudah berstatus internasional tapi karena tidak berfungsi maka status sebagai Bandara Internasional cabut.
Menekankan pentingnya produk UMKM di Papua Barat Daya berstandarisasi, dikatakan Rico Sia bahwa UMKM yang tidak berstandarisasi tentunya akan jadi masalah. Melengkapi standarisasi dari produk UMKM dinilai Rico Sia sebagai investasi jangka panjang.
“Tapi percaya dengan kita membayar sedikit itu sama dengan kita investasi jangka panjang. Karena Badan Standarisasi ini bukan hanya stempel, bukan hanya kasi cap saja sudah terstandarisasi. Tapi standarisasi memberikan jaminan mutu dan juga untuk perlindungan konsumen,”ujar Rico Sia,
Bahwa konsumen yang mau beli produk UMKM tentunya akan melihat produk itu sudah terstandarisasi atau tidak. “Oleh karenanya kami Komisi VII bermitra dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) hadir di sini utnuk memberikan sosialisasi terkait yang dimaksud. Maksud dan tujuannya agar produk UMKM kita dapat menembus pasaran nasional hingga internasional.
Dengan berstandarisasi, tentunya produk itu akan semakin dipercaya oleh konsumen. baik secara nasional maupun internasional.
Sementara itu, narasumber dari BSN yang begitu berkompeten, yakni Aries Agus Budi Hartanto, S.Si, MT menjelaskan bahwa BSN merupakan satu-satunya badan yang mewakili Indonesia di perkumpulan badan internasional yang berhubungan dengan standarisasi dan penilaian kesesuaian.
Saat membeli barang, Aries mengingatkan peserta untuk tidak mencari barang murah tapi yang berkualitas yang ditandai dengan adanya tanda SNI.
“Jadilah pembeli yang cerdas, jangan beli barang tapi tidak tahu isinya apa. Lihat ada tanda SNI itu adalah tanda yang diberikan oleh lembaga sertifikasi produk,”ujarnya.
Dikatakan Aries, tidak semua yang berhubungan dengan aspek keselamatan, kesehatan,keamanan dan lingkungan itu berstandarisasi. Ada aspek-aspek tertentu yang tidak dibatasnya standarnya seperti industri game, atau yang berhububngan dengan seni kreasi yang tidak ada batasan ujung-ujungnya maka tidak boleh distandarkan.
Dalam sesi tanya jawab, peserta tampak begitu antusias untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu peserta menanyakan tentang waktu penyimpanan ikan. Jangan sampai ikan yang dijual di pasar tidak layak konumsi. Menjawab hal ini, Aries mengatakan bahwa untuk ikan, pengujian dilakukan di Laboratorium dengan mengecek kadar distaminnya.
Pada sesi tanya jawab, peserta yang mengajukan pertanyaan beruntung mendapatk dooprize berupa 1 paket sembako yang diserahkan oleh Ketua Rumah Aspirasi (RUAS) Rico Sia, Hartini Destiayu. (min)