SORONG– Ditandai dengan penabuhan tifa dan pemasangan id card kepada perwakilan peserta, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong yang diwakili Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Sahiruddin, S.Pd membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Muslimah yang digelar oleh Koordinator Pengajian Wanita Islam (KPWI) Kota Sorong, Sabtu (8/11/2025) di Asrama Haji Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Dalam laporannya, Ketua Panitia, Fatmawati Dempa mengatakan, Pelatihan Kepemimpinan Muslimah yang mengusung tema “Pemimpin Perempuan Cerdas, Amanah dan Inspiratif” berlangsung sehari dan diikuti 239 peserta merupakan perwakilan majelis taklim di Kota Sorong, perwakilan dari paguyuban, kerukunan yang tergabung dalam KPWI Kota Sorong.

Dijelaskan bahwa KPWI merupakan organisasi lokal keumatan yang telah berusia 49 tahun. Menjelang usai 50 tahun, KPWI mengambil peran dalam membentuk karakter perempuan Muslimah yang berada di Kota Sorong sebagai calon pemimpin perempuan yang berkarakter, cerdas, amanah dan inspiratif.

“Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Muslimah ini merupakan program dari Bidang Pemberdayaan Perempuan KPWI Kota Sorong dimana saya sebagai ketuanya menginisiatif untuk menambah ilmu dari ibu-ibu majalies taklim, Insya Allah menjadi pemimpin perempuan yang cerdas, amanah dan inspiratif. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi peserta, dan orang banyak dan Insya Allah jadi berkah bagi kita semua,”ujar Fatmawati Dempa kepada media ini.
Selain mendapatkan ilmu dari narasumber, peserta juga mendapatkan sertifikat dari KPWI yang berkolaborasi dengan UPTD Perlindangan dan Anak Provinsi Papua Barat Daya. Narasumber Setiyo Hastiarwo yang dihadirkan adalah fasilitator daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Mewakili ketua yang berhalangan hadir, Wakil Ketua I KPWI Kota Sorong, Hanifa Karim dalam sambutannya mengatakan Pelatihan Kepemimpinan Muslimah ini merupakan momentum strategis sebagai sebuah upaya serius untuk membangkitkan kesadaran dan potensi kepemimpinan perempuan muslimah ditengah dinamika zaman yang kian kompleks.
Dua Kekuatan Besar Muslimah, Kelembutan dan Keteguhan
“Perempuan muslimah memiliki dua kekuatan besar yang sering kali berjalan berdampingan,yakni kelembutan dan keteguhan. Dari kelembutan lahir empati, kasih dan kebijaksanaan. Dari keteguhan lahir keberanian, tanggung jawab, dan daya juang,”ujarn Hanifa Karim.
Dikatakan, setiap muslimah yang hadir memiliki potensi menjadi pemimpin, apakah itu di rumah, di tempat kerja, di komunitas maupun di masyarakat luas. “Melalui pelatihan ini, kita akan belajar bagaimana memadukan kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual dalam memimpin,”harapnya.
“Mari kita jadikan pelatihan ini sebagai ruang tumbuh, ruang belajar dan ruang untuk saling menguatkan. Kita tidak datang untuk bersaing, tetapi untuk saling menginspirasi. Kita hadir tidak sekedar untuk mendengar, tetapi untuk memahami dan mengamalkan,”imbuhnya.
Diakhir sambutannya Wakil Ketua I KPWI Kota Sorong berharap dari Pelatihan Kepemimpinan Muslimah akan lahir wanita muslimah yang visioner, berintegritas dan siap menjadi agen perubahan bagi keluarga, umat dan masyarakat.
Kepala Kantor Kemenag Kota Sorong, yang diwakili Kasubag TU, Sahiruddin mengatakan, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus mendukung setiap upaya pemberdayaan perempuan, terutama dibidang keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
“Perempuan bukan hanya pendamping tetapi juga pilar utama dalam membentuk generasi yang berkarakter dan beriman kuat,”ujarnya. Ia berharap Pelatihan Kepemimpinan Muslimah yang digelar KPWI Kota Sorong sebagai momentum untuk memperkuat peran dan kontribusin perempuan Muslimah dalam pembangunan umat dan bangsa, khususnya di Kota Sorong.
Sementara itu, Plt UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat Daya, Carolina Susim, S. Sos memberikan apreseasi kepada KPWI Kota Sorong khususnya panitia yang sukses melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Muslim.
“Saya memberikan apreseasi yang tinggi bagi kaum wanita muslimah yang punya semangat semakin tinggi dalam menghidupkan kaum perempuan yang hebat dan handal. Acaranya cukup meriah dan diresponi oleh kaum muslimah semuanya,”ujar Carolin Susim yang ditemui media ini diakhir acara pembukaan,
Ia berharap dari kegiatan Pelatihan Muslimah dapat melahirkan Muslimah yang hebat dan handal dan mampu berkontribusi membangun dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat pada umumnya,
Pantauan media ini, ratusan muslimah yang hadir dengan dresscodenya masing-masing begitu antusias mengikuti Pelatihan Kepempinan Muslimah . Rangkaian acara pembukaan yang dipandu MC Kartini Badaruni berlangsung lancar.
Hadir dalam acara pembukaan Ketua BKM Masjid Al Akbar Kota Sorong, Abubakar Alhamid, S.Sos, Ketua Majelis Taklim Perisba Bank Papua, Siti Amalwali, ketua-ketua organisasi perempuan, paguyuban, kerukunan dan tamu undangan lainnya.
Pasang Foto Suami dan Anak di Profil HP atau Dompet, Peserta Dapat Doorprize
Saat yang dinanti-nantikan tiba dimana dengan dipandu moderator Siti Bahria, narasumber utama, Setiyo Hastiarwo atau yang akrab disapa Pak De menyampaikan materi dengan turun dari podium yang disiapkan dan berdiri di hadapan peserta.
Materi yang disajikan oleh Pak De terkait kepemimpinan muslimah di sebuah organisasi. Menyimak serius penyampaian narasumber, peserta tampak menulis catatan penting dari materi yang disampaikan Pak De.
Diawal menyampaikan materi, Pak De menghidupkan suasana dengan menanyakan siapa yang memasang foto suami dan anaknya di profil HP atau di dompet ada foto pernikahan. Satu persatu maju akhirnya didapatkan 5 orang peserta yang menunjukkan foto suami anakn uya bahkan ada foto pernikahan dan mendapatkan doorprize dari Pak De.
Dalam penyampaian materinya, Setiyo Hastiarwo mengatakan dalam organisasi yang dinamis terjadi 4 proses yakni proses interaksi, proses pergumulan kekuatan di dalam organisasi,proses untuk mencapai tujuan bersama dan yang bersifat tidak statis.
Kepada peserta Pak De juga menyampaikan adanya dinamika di dalam organisasi dan antar organisasi. Pada dinamika di dalam organisasi merujuk pada proses interaksi dan perilaku yang terjadi di dalam suatu organisasi sosial. Proses ini mencakup bagaimana individu berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Suasana kembali berubah jadi heboh saat Pak De menanyakan, “siapa yang lebih bangga menyebut nama suaminya atau siapa yang lebih senang menyebut namanya sendiri”?.
Peserta pun pada maju menempelkan kertas yang dibagikan panitia, apakah lebih suka menyebut nama suamiany atau namanya sendiri. Dalam ulasannya untuk membangun brand sebaiknya bangga menyebut nama asli pemberian orang tua. Seperti istri Rasulullah, Siti Khadijah tidak pernah disebut Ny Muhammad tapi yang dikenal adalah nama asli Siti Khadijah.
Panyampaian materi pelatihan berlangsung dua sesi, usai ishoma dilanjutkan dengan sesi kedua dan praktik pelatihan. (min)







