Di Masjid Al Akbar Kota Sorong,Ustadz Koh Dennis Lim Dielukkan Ibu-Ibu juga Singgung Pinjol dan Judol

SORONG– Kehadiran Ustadz Koh Dennis Lim di Masjid Raya Al Akbar Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa sore (16/9/2025) membuat jemaah khususnya ibu-ibu terpukau dengan wajahnya yang ganteng.

Ustadz Koh Dennis Lim saat bersiap untuk tauziah di Masjid Al Akbar Kota Sorong. (Rosmini/SS]

Hal ini terlihat, saat duduk di depan para jemaah, ibu-ibu langsung angkat HP dan foto ustadz yang penampilannya kalem dan gaul itu.

Mengusung tema “Belajar Menerima Takdir “,  ceramah perdana Ustadz Koh Dennis Lim di Masjid Raya Al Akbar mengajak jemaah untuk senantiasa istiqomah dalam melakukan segala kebaikan.

Dengan begitu kata Ustadz Koh Dennis Lim, kapanpun kita dipanggil Sang Pencipta, maka semua sudah ready.  Kapan seseorang meninggal dunia, kita tidak pernah tahu waktunya.  Karena itu waktu yang diberikan untuk hidup di dunia hendaknya digunakan untuk bertobat kepada Allah SWT.

“Tidak peduli kita dulunya seperti apa, sesegara mungkin kita mengejar Allah, sesegara itu juga Allah akan menyediakan masa depan yang baik, ngga peduli dulunya. Karena ternyata  Allah itu tidak pernah benci pendosa, Allah cuma benci dosanya. Kalau Yang dibenci pendosa, sudah habis kita semua, “ujar Ustadz Koh Dennis Lim.

“Kalau yang dibenci orangnya, sudah selesai kita, tapi ternyata yang dibenci perbuatannya. Dan perbuatan itu bisa berubah,”imbuh Koh Dennis Lim.

Lebih lanjut, Koh Dennis dengan nada bertanya, apakah ada batasnya, berapa kali tobat bisa diterima dijawab sendiri oleh Koh Dennis, tidak ada batasnya. Selagi Allah SWT masih memberikan nafas kehidupan, maka hendaknya selalu bertobat.

Dalam tauziahnya yang banyak dihadiri jemaah ibu-ibu, Ustadz Koh Dennis Lim menjalaskan bahwa semua yang terjadi pada kehidupan kita adalah ujian. “Ada yang lulus , ada yang tidak lulus. Ada yang jadi nikmat, ada yang jadi ujian,”ujarnya.

Ustadz Koh Dennis Lim pun kemudian mencontohkan, uang belanja yang diterima ibu-ibu  Rp 100 juta per minggu  itu  bukannya nikmat melainkan ujian. Namun hal itu bisa jadi nikmat jika dari uang belanja Rp 100 juta per minggu  itu membuatnya makin banyak bersedeqah atau digunakan untuk hal-hal yang lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Bukan tidak boleh punya , tapi setelah punya jadi apa. Koh saya mau kaya, amin, silakan. Tapi ingat  kita meninggal tidak ditanya saldonya berapa, tapi ditanya dapatnya dari mana, dipakai untuk apa,”tandasnya.

“Jadi ibu punya duit 1.000 triliun, monggo. Yang penting dapatnya halal, dipakai juga untuk kebaikan,. Daripada punya uang Rp 1 juta, tapi dapatnya dari pinjol (pinjaman online) dipakai untuk judol (judi online),”ucapnya yang disambut tawa jemaah  ibu-ibu.

Lebih lanjut Ustadz Koh Dennis menanyakan apakah judi online masuk di Sorong, yang dijawab jemaah, “ada”.  Ia juga mengatakan, kalau ada cara untuk jadi kaya sampai mati dengan cara jadi pemain judi, maka tidak ada orang mau jadi bandar, karena banyak resikonya, gaji karyawan, sogok sana sini dengan segala macam resikonya.

  “Tapi kenapa ada yang tetap mau jadi bandar judi, karena tahu secara matematika tidak bisa rugi,”ujar Ustadz Koh Dennis Lim yang kelahiran 26 November 1991.

Dalam ceramahnya, Ustadz Koh Denns juga menyebutkan 3 ciri yang membuat  hidup tidak tenang, yakni mengkhawatirkan  sesuatu yang belum terjadi, menyesali yang pernah terjadi dan galau tiada henti.

Usai Koh Dennis menyampaikan  tauziah yang difasilitasi Muallaf Center, dilanjutkan dengan lelang buku untuk bantuan ke Palastina yang dibuka mulai harga Rp 2 juta. Lelang kedua dibuka dengan harga Rp 1 juta. Tampak jemaah cukup antusias dalam lelang buku untuk bantuan ke Palestina. Bagi  yang membeli buku dapat bonus foto dengan Ustadz Koh Dennis Lim. (min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.