SORONG– Gubernur Papua Barat Daya diwakili Asisten 1 Setda Provinsi Papua Barat Daya, Dr Suardi Tamal membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pendirian Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Papua Barat Daya, Jumat (7/11/2025) di Lantai 6 Vega Prime Hotel, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Dr Suruel S.Mofu, S.Pd M.Ed TEFL, M
Phil (Oxon), mantan Rektor Uncen Prof Dr Baltasar Kambuaya, sejumlah pimpinan perguruan tinggi dan tokoh masyarakat di Papua Barat Daya.
Ditemui Media, Asisten I Suardi Tamal mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya pada prinsipnya sangat mendukung hadirnya PTN di Papua Barat Daya.
Namun Ia berharap agar jurusan atau program studi yang dibuka nanti adalah jurusan yang dibutuhkan dan belum banyak ada di perguruan tinggi negeri atau swasta lainnnya di Tanah Papua.
“Misalnya ilmu Saint Teknologi itu masih kurang. Padahal kita di Papua Barat Daya ini kita sangat membutuhkan lulusan dengan jurusan tersebut,”ujar Suardi.
Ia kemudian mencontohkan seperti PT Freeport yang untuk ilmu-ilmu teknik lebih banyak menggunakan lulusan dari luar Papua.
Karena itu usai membacakan sambutan tertulis Gubernur PBD, Asisten I Suardi Tamal berpesan agar PTN yang akan dibuka di Provinsi Papua Barat Daya adalah prodi Saint dan Teknologi atau prodi-produ lainnya yang belum ada di Papua Barat Daya
“Karena itulah yang bisa mengangkat mutu pendidikan di Papua Barat Daya,”ujarnya.
Dikatakan, jika PTN yang akan dibuka di Provinsi Papua Barat Daya hampir sama dengan jurusan yang sudah ada di Papua, Unipa tentunya sarjana yang dihasilkan sudah sangat banyak seperti sarjana sosial.
“Justru karena itu kita buka yang memang tidak ada. Contohnya kita buka jurusan yang sudah ada di Unipa, nanti kasian yang di Unipa itu mahasiswanya nanfti bisa pada lari kesini semua (Sorong,Red),” ujarnya.
Lanjut dikatakan, dengan membuka jurusan atau program studi yang belum ada di Papua maka bisa saja anak-anak Papua tidak perlu lagi kuliah jauh-jauh di Jawa tapi semua pada datang untuk kulkah di PTN yang ada di Sorong,
Menanyakan target hadirnya PTN di Papaua Barat Daya, dikatakan bahwa dari persiapan yang telah dilakukan tinggal menunggu pertemuan Gubernur PBD dengan Menteri Pendikan.
“Karena lokasi kan sudah ada (eks gedung Fakultas Kedokteran), tinggal bangunan fisik lainnya,”tandas Dr Suardi Tamal.
Sementara itu dalam presentasenya,Ketua Tim Pengkajian Pendirian Perguruan Tinggi Negeri di Papua Barat Daya, Dr Ferdinand Risamasu, SE, M.Sc.Agr mengungkapkan adanya 2 skenario rencana pembiayaan PTN di Papua Barat Daya.
Yakni jika menggunakan opsi I yakni mulai dari menyiapkan lahan 40 Ha hingga pembanguna gedung, sarana pendidikan lainnya (komitmen dari semua pemangku kepentingan) maka estimasi dana yang dibutuhkan minimal Rp 511,5 Miliar. Dan estmasi biaya tertinggi Rp 2,27 Triliun lebih.
Namun jika metode pendirian PTN di Papua Barat Daya menggunakan opsi ke 2 yakni mengambil alih PTS lokal yang dikelola yayasan ( lahan dan gedung sudah ada) maka estmasi biaya minimal yang dibutuhkan Rp 115, 1 Miliar dan estimasi biaya maksimal Rp 439, 5 Miliar lebih.
Dalam persiapan Pendirian PTN di Papua Barat Daya, Tim Pengkajian telah menyiapkan proposal final ke Kementerian yakni mencakup komitmen pendanaan, dukungan rekomendasi resmi, lampiran kajian kelayakan, desain institusional dan penyampaian visi lokal. (min)





