SORONG– Perkembangan baru di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong dimana untuk pertama kalinya menerima 5 mahasiswa asing yang akan kuliah di tahun ajaran 2024 ini.
Lima mahasiswa asing itu berasal dari negara tetangga Papua New Guinea dan mereka akan kuliah sebagai mahasiswa di IAIN Sorong pada jurusan dan program studi yang berbeda.

Adapun lima pemuda asal negara PNG yang siap kuliah di IAIN pada tahun ajaran 2024 ini, yakni Samson Ikisa, mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi Syariah, Gladys Mahaut , Prodi Tadris IPA, Ernesh Furesozock, Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Eleanora Katu Anton, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan Benita Raga, mahasiwa Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI).
Kehadiran mahasiswa asal PNG di Kampus IAIN Sorong, disambut secara resmi oleh Rektor IAIN Sorong Dr Suparto Iribaram, S.Sos MM dan jajaran dalam acara “International Student Welcome Student” yang berlangsung Gedung Perpustakaan Digital IAIN Sorong, Jumat (1/11).

Penyambutan 5 mahasiswa asing asal PNG didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan untuk Negara PNG, Arief Kusdwiadnanto dan Koordinator BIPA Papua New Guinea Arief Sujatmoko.
Kepada media ini, Ketua Admisi Internasional, Misnariah Idrus, MA yang juga Kepala UPT Bahasa IAIN Sorong menjelaskan, kehadiran 5 mahasiswa asal PNG ini merupakan program international PTKIN, dimana untuk pertama kalinya, IAIN Sorong berhasil merekrut mahasiswa asing asal PNG.
“Meskipun saat ini masih berasal dari satu negara yang sama yaitu PNG, tapi kami yakin akan membawa warna baru di kampus kami. Tidak hanya mahasiswa tapi juga untuk semua elemen di kampus IAIN Sorong,”ujar Misnariah Idrus.

Kuliah di IAIN Sorong pastinya kelima mahasiswa asal PNS itu akan membawa banyak pengalaman tentang budaya, bahasa hingga kepercayaan yang berbeda. “Jadi nanti akan berdampak pada menguatnya sistem moderasi keagamaan di kampus,”imbuh Misnariah Idrus.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Misnariah Idrus, selama kuliah di IAIN Sorong, 5 mahasiswa asal PNG itu nantinya akan memperlajari mata kuiah yang berbau agama Islam lebih ke Islamic culture. Dimana mereka mempelajarinya sebagai budaya, pengetahuan baru bagi mereka.
“Dan itu juga sudah menjadi point pada saat wawancara kami lakukan tentang kesiapan mereka untuk mempelajari hal-hal baru, termasuk tentang kepercayaan yang berbeda dari kepercayaan mereka,”jelas Misnariah Idrus.
Untuk memperlancar proses penyesuaian dalam perkuliahan di Kampus IAIN Sorong, Misnariah Idrus mengatakan, pihaknya telah merekrut International Ambassador yang melibatkan 6 orang mahasiswa IAIN Sorong.
“Semoga kegiatan ini lancar sesuai harapan kita sehingga kedepannya IAIN Sorong bisa merekrut mahasiswa asing lebih banyak dari negara yang berbeda,”harap Misnariah Idrus.
Setelah Lulus akan Jadi Duta Indonesia di PNG
Terkait dengan hadirnya 5 mahasiswa asal PNG kuliah di IAIN Sorong, Rektor IAIN Sorong Dr Suparto Iribaram saat ditemui media usai acara wisuda Kamis lalu (31/10) mengatakan, sebenarnya ada 10 orang yang mengajukan untuk kuliah di IAIN Sorong, namun dalam prosesnya, hanya dapat dipenuhi 5 mahasiswa dengan beasiswa penuh.
Selama perkuliahan di kampus IAIN Sorong, dikatakan oleh Suparto Iribaram, kelima mahasiswa asal PNG itu hanya belajar teori karena belajar teori itu bisa dilakukan dimana saja meskipun dengan kepercayaan yang berbeda.
“Yang jelas mereka mempelajari teori bagaimana misalnya managemen pendidikan, dan setelah kembali mereka bisa menerapkan di daerah asal mereka,”ujar Suparto Iribaram.
Pentingnya menerima mahasiswa asal PNG karena seperti dikatakan oleh Suparto Iribaram bahwa saat ini perguruan tinggi harus mampu melaksanakan program yang bisa memberikan informasi yang jelas kepada negara lain khususnya negara-negara pasifik yang berbatasan langsung dengan Papua, sehingga mereka tidak memandang negatif tentang negara Indonesia pada umumnya.
Setelah lulus dari IAIN Sorong, kelima mahasiswa asal PNG itu nantinya akan dijadikan sebagai duta Indonesia di negara mereka yang akan memberikan informasi yang sebenarnya tentang Indonesia. “Jadi urusan geopoltik kita lakukan pendekatan seperti ini,”imbuh Suparto Iribaram, Rektor IAIN Sorong.
Hal senada juga dikatakan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Port Moresby, Papua New Guinea, Arief Kusdwiadnanto, bahwa dengan hadirnya 5 mahasiswa asal PNG kuliah di IAIN Sorong, mereka nantinya akan menjadi duta Indonesia di PNG.
“Kuliah di sini (IAIN Sorong) mereka akan mempelajari budaya kebiasaan Indinesia yang ramah tamah, sehingga bisa disosialisasikan ke masyarakat PNG tentang kondisi Indonesia yang sebenarnya khususnya di Papua,”tandasnya. Rangkaian acara penyambutan yang dihadiri pimpinan IAIN Sorong, dosen dan staf berlangsung dalam suasana penuh akrab.
Dengan menggunakan Bahasa Inggris, kelima mahasiswa asal PNG itu memperkenalkan diri satu persatu dimana mereka ternyata berasal dari provinsi yang berbeda di PNG. Saat menyapa yang hadir di ruangan penyambutan, diantara mahasiswa asal PNG itu, ada yang sudah fasih mengucapak “selamat pagi, terima kasih”.
Rektor IAIN Sorong Suparto Iribaram tampak beberapa kali berbincang dalam bahasa Inggris dengan kelima mahasiswa asing tersebut. Agar dapat menyerap materi perkuliahan dengan baik, kelima mahasiswa asing tersebut perlu banyak belajar Bahasa Indonesia.
Sebagai mahasiswa baru di kampus hijau IAIN Sorong, kelima mahasiswa asal PNG itu butuh banyak penyesuaian, termasuk soal makanan yang sempat diperbincangkan dalam acara penyambutan. (ros)