SORONG-Ditandai dengan penabuhan tifa, Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau, S.Pd.I, MM didampingi Rektor Institut Agana Islam Negeri (IAIN) Sorong Dr Suparto Iribaram, S.Sos, MA dan tamu-tamu kehormatan, Kamis (23/10/2025) membuka kegiatan International Conference on Islamic Studies in The Periphery (ICISP) #1 dengan tema “Insight from Papua for the Global Discourse”.
Pembukaan Konferensi Internasional ini digelar di Aula Kampus IAIN Sorong Jln Sorong-Klamono, Km 17 Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Konferensi internasional ini diikuti oleh para akademisi dari dalam dan luar negeri, menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Assoc. Prof. Dr. Muhammad Arga Tawalbeh dari Yordania, Prof. Dato’ Shushilil Azam Shuib, Assoc. Prof. Dr. Bodor Sobirin dari Uzbekistan, serta akademisi dari Malaysia dan Indonesia, termasuk Dr. Suparto Iribaram, Rektor IAIN Sorong.
Ditemui usai membuka kegiatan Konferensi Internasional di Kampus Hijau IAIN Sorong, Wagub Ahmad Nausrau menyampaikan apreseasi kepada IAIN Sorong yang telah menjembatani, memfasilitasi sekaligus menjadi tuan rumah dalam kegiatan Konferensi Internasional ini.
“Dimana IAIN Sorong telah mampu mendatangkan narasumber dari berbagai negara, ada dari negara Malaysia, Uzbeskistan, Yordania yang tentunya ini luar biasa. Barangkali ini evem besar berskala Internasional yang dilaksanakan oleh IAIN Sorong dan ini pasti membawa dampak yang sangat luar biasa “ujar Wagub Ahmad Nausrau yang dalam wawancara didampingi Dekan Fakultas Syariah dan Dakwah IAIN Sorong, Dr Surahman Amin, Lc.MA.
Saat membaca undangan dari IAIN Sorong, Wagub langsung berkata dalam hati “wih IAIN Sorong hebat juga ya bisa mengadakan kegiatan berskala Internasional”.
“Tentunya kami berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya sekedar jadi acara seremonial, konferensi internasional tapi kita berharap bahwa melalui kegiatan konferensi ini kita bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang disampaikan oleh para narasumber yang sangat berkompeten yang tentunya outputnya kita berharap ada rekomendasi-rekomendasi dalam pembangunan di Tanah Papua, lebih khusus lagi di Papua Barat Daya,”ujar Wagub.
Melalui Konferensi Internasional ini, orang nomor dua di Provinsi Papua Barat Daya menilai IAIN Sorong sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Papua Barat Daya menegaskan posisinya sebagai lembaga yang tidak hanya menanamkan nilai-nilai spiritual keagamaan tapi juga sekaligus menanamkan keilmuan kepada para mahasiswa dan masyarakat luas.
“Dan tentunya kita bisa berharap melalui lembaga ini bisa menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang Rahmatan Lil Aalamiin di Tanah Papua,”ujar Wagub Ahmad Nausrau.
Sementara itu Rektor IAIN Sorong, Suparto Iribaram, dalam sambutannya menegaskan bahwa Papua bukan hanya penerima pengetahuan, tetapi juga sumber inspirasi dan gagasan.
“Selama ini banyak yang memandang pusat ilmu pengetahuan hanya berkembang di wilayah tengah, namun hari ini kita buktikan bahwa Papua mampu menjadi teras depan peradaban ilmu pengetahuan. Kita ingin menjadi kreator, bukan pengikut,” ujar Suparto Iribaram
Ia berharap kegiatan Konferensi Internasional ini tidak hanya memperkaya wawasan keilmuan, tetapi juga menumbuhkan semangat baru bagi mahasiswa dan akademisi untuk berpikir lokal namun bertindak global.
“Mari jadikan konferensi ini sebagai ruang untuk berbagi ilmu, memperluas jejaring, dan menghadirkan gagasan yang membawa manfaat nyata bagi kemajuan Papua dan Indonesia,”ujar Suparto Iribaram.
Pada kesempatan itu, Rektor IAIN Sorong Suparto Iribaram juga tampil sebagai pemateri dengan membawakan topik mengenai falsafah “Satu Tungku Tiga Batu”, kearifan lokal Papua yang melambangkan keseimbangan dan kebersamaan antar umat beragama.
“Falsafah Satu Tungku Tiga Batu mengajarkan bahwa kehidupan akan kokoh bila didirikan di atas tiga unsur yang seimbang antara persaudaraan, kerja sama, dan toleransi. Nilai ini sangat relevan dengan semangat Islam moderat yang menghargai perbedaan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa konferensi ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa Papua bukan sekadar penerima pengetahuan, tetapi juga penghasil gagasan global.
“Dari Sorong, kita ingin membangun Islam yang berakar pada kearifan lokal namun berorientasi global. Papua mampu menjadi teras depan peradaban ilmu pengetahuan,” tegas Suparto Iribaram.
Ketua Panitia Pelaksana, Misnariah Idrus, menjelaskan bahwa konferensi internasional ini melibatkan peserta dari 12 negara, baik sebagai keynote speaker, pemakalah, maupun peserta umum.
Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Jordania, Malaysia, Uzbekistan, Kazakhstan, Inggris, Australia, Amerika Serikat, Sri Lanka, Nigeria, Papua Nugini, dan Madagaskar.
“Keberagaman partisipasi ini menunjukkan bahwa kampus kita yang terletak di ujung timur Indonesia telah mampu membangun jejaring dan hubungan akademik yang bermakna dengan para cendekiawan serta peneliti dari berbagai belahan dunia,” ujar Misnariah.
Misnariah menegaskan, kehadiran para partisipan internasional baik secara offline maupun online menjadi bukti bahwa IAIN Sorong kini diakui sebagai bagian dari peta akademik global, terutama dalam bidang kajian Islam dan kebudayaan.
“Hari ini kita membuktikan bahwa dari ujung timur Indonesia, dari tanah Papua, kita mampu menyelenggarakan kegiatan berskala internasional yang diikuti oleh peserta dari 12 negara. Ini bukan hanya kebanggaan bagi kampus kita, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Papua Barat Daya,”imbuhnya.
Kegiatan International Conference on Islamic Studies in The Periphery ini menjadi tonggak awal bagi IAIN Sorong dalam mengangkat potensi intelektual Papua ke tingkat dunia.
Selain civitas akademika IAIN Sorong, rangkaian pembukaan Konferensi Internasional juga dihadiri sejumlah pimpinan OPD dan unsur Forkopimda, Ketua MUI Kabupaten Sorong, H.Ahad Saka serta tamu undangan lainnya. (min)
