2024, Tangani 32 Kasus, 26 Dinyatakan Hilang
SORONG– Dengan tingkat pelayaran yang cukup ramai, dan dianggap sebagai daerah rawan, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Sorong, Monce Brury mengakui, Perairan Raja Ampat, khususnya Misool jadi fokus perhatian diantara perairan lainnya di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.

“Saat ini titik fokus kita di Misool, kenapa Misool karena Misool itu ada hubungan dengan Sorong Selatan, ada hubunga dengan Fakfak , kemudian arus pelayaran yang cukup ramai. Karena kita tahu kapal-kapal ikan ada pencarian semua ke arah Seram sampai ke Banda,”terang Monce kepada media, Senin (13/1).
Dalam melaksanakan tugas pencarian dan pertolongan, Monce mengatakan, dengan wilayah kerja yang cukup luas yakni meliputi Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, 65 personil yang dimiliki saat ini diakuinya masih minim.
Kendati demikian, hal itu bukan berarti pihaknya tidak bisa melaksanakan tuags dengan baik. “Itu yang kami sampaikan kita rutin melaksanakan latihan potensi, kita menggunakan potensi sebagai perpanjangan tangan dari Basarnas untuk melaksanakan tugas,”tandasnya didampingi Kepala Seksi (Kasi) Operasi dan Siaga, Hidayat SM, Kasi Sumberdaya, Hendy Pattiruhu,SH dan Kasubag Umum, Budidani Paramita, ST.
Untuk jumlah personel yang ideal, menurut Monce, sangat relatif. Hal ini dikatakan karena wilayah Sorong hampir 80 persen berupa kepulauan, dengan masing-masing pulau memiliki tingkat kecelakaan yang berbeda.
Dalam press lerease penanganan operasi SAR tahun 2024, Monce mengungkapkan pihaknya menangani 32 kasus. Dari 32 kasus tersebut, 26 dinyatakan hilang. “Artinya tidak ditemukan, sehingga kita hanya bisa menyampaikan korban tersebut hilang,”tandas Monce.
Adapun kendala yang dihadapi dalam operasi SAR, selain karena factor cuaca, juga kerap ada delay waktu antara kejadian dengan pelaporan informasi yang diterima.
Selain itu jelas Monce, lokasi tempat kejadian yang tidak diketahui pasti, membuat tim SAR hanya bisa melakukan hanya perkiraan lokasi. “Nah itu agak kesulitan. Sehingga jika itu terjadi di laut, otomatis objeknya akan berpindah tidak menetap,”tandasnya.
Selain release operasi SAR tahun 2024, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Sorong juga sekaligus menjadikan momen ini sebagai ajang silaturahmi bersama media di Sorong, Papua Barat Daya.
Dalam silaturahmi yang dihadiri berbagai media, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Sorong merasa perlu memberikan pelatihan operasi kepada media, agar suatu saat jika ada kejadian media juga bisa tanggap melakukan pertolongan pertama.
Sinergitas SAR Sorong dengan insan ;pers diharapkan dapat terus berlanjut. Karena itu dalam silaturahmi tersebut, beberapa usulan, saran dari beberapa media pun mendapat respon positif dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A beserta jajaran. (min)
,