Abner Jitmau : Saya Dimintai Uang Rp 560 Juta, tapi Saya Tidak Kasi

Abner Jitmau dengan pasangannya , H. Said dan parpol pengusung, Andre Lopulalan. (rosmini)

Balthasar Kambuaya : Tunjukkan Tempat dan Foto, Itu Sama Saja Bunuh Diri

SORONG– Calon Walikota Sorong dalam Pilkada 2024, Abner R Jitmau, S.Sos MM menilai pelaksanaan Pilkada di Kota Sorong tahun 2024 ini terburuk di Tanah Papua dan khususnya di Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya.

Suasana saat pembukaan rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara yang digelar KPU Kota Sorong. (rosmini)

 Bahkan menurut Abner Jitmau, sepanjang sejarah demokrasi di Kota Sorong tahun 2007,  baru kali  ini terjadi dimana oknum penyelenggara Pemilu dengan berani meminta uang kepada kandidat dan menjelaskan modus-modus bagaimana memenangkan kandidat tersebut.

 “Saya salah satu kandidat  yang diminta uang oleh Balthasar Kambuaya dan Hasan Lessy.  Jadi mereka  2 ini minta dan dirincikan setiap PPS dan PPD, itu dirincikan PPD 15 juta dikali  10 dan PPS 10 juta kali 10 , total ada  560 juta,”tutur Abner Jitmau kepada media  di kediamannya, Selasa sore (10/12).

Karena ingin menegakkan demokrasi yang berintegritas  dan Ia dengan  pasangannya Ir H. Muhammad Said, ST IPM M.Pd telah turun ke masyarakat menawarkan program-program unggulan jika terpilih sebagai walikota Sorong, maka Abner Jitmau secara tegas mengatakan menolak untuk memberikan uang Rp 560 juta sebagaimana yang diminta dua oknum anggota KPU Kota Sorong, yang disebut secara terang-terangan adalah Balthasar Kambuaya dan Hasan Lessy.

 “Saya salah satu kandidat yang dia minta uang. Saya tidak kasi. Dia minta uang untuk pemenangan dan saya tidak kasih,”tandas Abner Jitmau.

Saat memberikan keterangan kepada media, Abner Jitmau didampingi pasangannya H. Said dan partai pengusung Sekretaris Partai Demokrat, Andre Lopulalan  lebih lanjut mengungkapkan, dalam aksinya, oknum KPU Kota Sorong juga meminta dana kepada kandidat lain.

 “Mintanya besar sekali, sesuai kemenangan. Menang niomor 1,nomor 2 nomor  3 dan 4 itu sesuai kebesaran dananya yang dia minta,”ungkapnya.  “Yang mereka minta ke saya, dia minta ke dorang (kandidat lain). Itu 2 hari sebelum hari H, tempat ada, ada saksi, semua orang yang saya bawa juga ada disitu mereka juga dengar,”tutur Abner Jitmau lagi.

 Dikatakan Abner Jitmau, permainan jahat dari oknum KPU Kota Sorong, Balthasar Kambuaya dan Hasan Lessy benar-benar mencoreng penegakkan demokrasi yang berintgritas di Kota Sorong.

“Saya  berpikir main di lapangan buat seperti itu juga untuk apa. Masyarakat ini kan kita sudah jual materi, sudah jual program, mereka berpikir. Dari program yang kita jual masyarakat bisa pilih dari 4 kandidat ini,”tandas Abner Jitmau.

Dalam modusnya ungkap Abner Jitmau, “permainan yang dia kasi kode, dia umumkan  di logistik di gudang, itu masing-masing ketua KPPS, ketua TPS harus bawa satu kertas suara dari calon walikota, satu kertas suara  dari gubernur, itu suaranya dia sekarang kan sudah viral, itu kode mereka baku bermain. Dan jam 11 malam sampai  jam 12 malam itu dia sudah mainkan  untuk ditarik surat undangan  untuk dibagi”.

Lanjut dikatakan Abner Jitmau, permainan kotor bukan hanya sekali ini, dalam Pileg lalu caleg Partai Demokrat jadi korban dimana SKnya menurut Abnernya Jitmau diubah dari tingkat atas hingga tidak lolos.

Turut berkontestasi dalam Pilkada Kota Sorong, Abner Jitmau mengatakan dari pengalaman Pileg lalu dimana banyak kekisruhan, Abner Jitmau  mengira oknum KPU Kota Sorong sudah melakukan evaluasi  dan berubah untuk menjaga integritas, namun ternyata malah Ia dimintai uang sebesar Rp 560 juta.

“Saudara Lobat, bu Petronela , Gusti tidak salah, yang buat jahat  hanya 2 orang, Balthsar Kambuaya dan Hasan Lesy. Mereka dua ini yang  main jahat di KPU. Kita pikiranya KPU ini kan indipenden, kita bermain saja, siapa yang bermain, siapa yang buat di lapangan, suara terbanyak , okelah kita mengaku kemenangan satu dengan yang lain,”tandas Abner Jitmau.

“Sistem ini sudah diatur, jad TSM (tersetruktur, sistematis dan masif yang dipermainkan oleh saudara Baltahsar Kambuaya  dan Hasan Lessy,”imbuh Abner Jitmau.

 Selain mengungkapkan adanya permintaan uang kepada dirinya, Abner Jitmau mengundang media juga untuk menyampaikan bahwa dari rekapitulasi penghitungan perolehan suara yang telah disahkan oleh KPU Kota Sorong, pasangan calon nomor urut 3, ASMARA (Abner Jitmau-H. Said Bersama rakyat) tidak melakukan upaya hukum.

 “Kami tidak melanjutkan proses hukum ke MK (Mahkamah Konstitusi). Jadi berbatas di sini, kalau teman-teman lain tidak puas, silahkan dan kami tahu bahwa suara kami sudah batasnya disitu,”ujar Abner Jitmau.

Dalam Pilkada Kota Sorong, Abner Jitmau yang mengaku meraih sekitar 19 ribu suara mengatakan, perjuangan tidak berhenti sampai di sini tapi akan terus dilanjutkan. Sebagai politisi, Abner Jitmau yakin kedepan dirinya tetap bisa berkembang karena politik sangat dinamis.

 “Dan persoalan Pilkda sudah selesai, kita kembali  tetap aktifitas kita masing-masing seperti biasa. Kita lihat kedepan, hal yang bermain curang, bermain kebohongan ini, kita lihat saja. Meskipun kecurangan dan kebohongan ini lari secepat kilat, satu waktu kebenaran akan mengalahkan  itu,”tukasnya.

 Lebih lanjut, Abner Jitmau kemudian mengungkapkan “Nabi Yeheskel pasal 33 ayat ke `18 , berbicara bunyinya begini “orang benar, balik bermain kecurangan dia harus mati. Mazmur pasal 37 ayat 1 dan 2 yang main jahat, yang main curang, dia pasti akan layu dan risut seperti rumput hijau. Saya serahkan saja kpada Tuhan, nanti Tuhan yang mainkan,”ujarnya.

Ia juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat di Kota Sorong yang telah memilih pasangan ASMARA , tim pemenangan, parpol pengusung, tim relawan yang telah mendukungnya selama  Pilkada Kota Sorong

 Bahwa ASMARA tidak mengajukan gugatan ke MK, “bukan kita tidak mampu. Batas di sini, anggap  Pilkada sudah selesai. Kita tidak upaya hukum. Jadi kita  sama-sama,kita saling mendukung untuk bangun kota ini kedepan,”tandasnya.

 “Suara saya batas kitu karena saya tidak serahkan uang kepada mereka. Kalau saya serahkan uang kepada mereka, pasti suara saya dia stel naik,”ujarnya lagi.

 Menanyakan apakah akan melaporkan tindakan oknum KPU Kota Sorong yang minta uang ke DKPP, Abner Jitmau mengatakan, tidak. “Saya sampaikan bahwa saya salah satu kandidat yang diminta uang tapi saya tidak kasi,”tandasnya lagi.

Sementara itu, Calon Wakil Walikota dari paslon ASMARA, H Said mengatakan tetap sejalan dengan Abner Jitmau untuk tidak mengajukan gugatan ke MK. “Apapun yang menjadi keputusan beliau (Abner Jitmau), saya ikut.  Kemudian hal lain yang temuan di lapangan itu  ranahnya lain , tentu ada Kepolisian atau Bawaslu yang memprosesnya,”ujar H. Said. 

 Sementara itu, Sekretaris Partai Demokrat Kota Sorong, Andre Lopulalan yang mendapat mandat sebagai saksi dari paslon 03 pada rapat pleno KPU Kota Sorong mengatakan, apapun yang merupakan keputusan dari paslon itulah keputusan yang paling baik dan paling  bijak dari  kandidat.

 Menyangkut dinamika yang terjadi dalam plenoi itu adalah  dinamika yang seharusnya terjadi dan itu dinamika dalam politik.  “Kalau terjadi  pembuktian-pembuktian kami dari awal, yang kami pertahankan dari awal itu adalah integritas. Dari pak Abner, pak Said maupun kami sebagai tim, kami  khususnya juga Partai Demokrat kami diinstruksikan untuk menjaga integritas, menjaga kualitas dari demokrasi. Sehingga kalau calon kami terpilih berarti  calon kami punya kualitas untuk membawa perubahan,”tandasnya.

 Dikatakan Andre  Lopulalan, sesuai jingle KPU ada bahasa untuk memilih pemimpin yang berintegritas. “Saya juga kaget dengan pernyataan pak  Wali yang hari ini terbuka, berarti penyelenggara saja sudah tidak berintegritas,”tandasnya.

 Dalam dinamika rapat pleno, Andre Lopulalan mengungkapkan telah mengajukan bukti dimana  dibeberapa TPS  khususnya  di Sorong Barat 6 TPS terjadi penggelembungan suara. Walaupun tidak mempengaruhi hasil namun dalam rapat pleno Ia berhasil membuktikan adanya selisih suara.

Balthasar : Jangan Jadikan Kami Bulan-Bulanan

Sementara itu, anggota KPU Kota Sorong, Balthasar Kambuaya yang dikonfirmasi melalui ponsel membantah tidak pernah meminta uang kepada Abner Jitmau.

“Tidak pernah, itu sama saja bunuh diri. Yang bertarung itu semua jenderal, kami  hanya sebagai kopral yang melaksanakan, menyelenggarakan Pemilu sesuai peraturan yang ada,”ujar Balthasar Kambuaya.

 Dikatakan Balthasar Kambuaya, dalam Pilkada  Kota Sorong, 4 pasangan calon yang bertarung semua memilki kesempatan, kompetensi, peluang yang sama untuk menang.

 Dan KPU Kota Sorong telah memberikan kesempatan yang sama bagi semua pasangan calon untuk meyakinkan kepada masyarakat agar bisa terpilih dalam pemungutan suara 27  November lalu.

 “Jangan sudah kalah, kemudian kami anggota KPU jadi bulan-bulanan. Kalau saya ada minta uang, tempat dimana, ada foto itu bisa ditunjukkan,”ujar Balthasar Kambuaya.

 Hal senada membantah tudingan AbnerJitmau juga disampaikan oleh anggota KPU Kota Sorong, Hasan Lessy.  Bahkan saat dihubungi media ini melalui ponselnya, Hasan Lessy mengaku kaget mendengar konfirmasi media ini yang menyebut dirinya dengan Balthasar Kambuaya minta uang senilai Rp 560 juta.

“Wow, mama itu dari mana. Tidak pernah,takaruang saja. Saya tidak pernah ketemu Abner Jitmau untuk minta uang, tidak pernah,”uja Hasan Lessy.

 Dikatakan Hasan Lessy, sebagai calon walikota, tentunya Ia pernah ketemu Abner Jitmau, tapi itu di kantor KPU Kota Sorong dalam kapasitas dirinya sebagai penyelenggara Pilkada Kota Sorong. (min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.