SORONG– Setelah menyerap aspirasi masyarakat di 4 kelurahan, reses tahap III DPRK Sorong berakhir di Kelurahan Remu Selatan.

Di hari terakhir ini, DPRK Sorong yang dipimpin Ketua Drs Ec John Lewerissa menerima banyak aspirasi dari masyarakat.
Salah satunya seperti yang disampaikan Sidik Rahakbauw yang berharap agar dalam proyek pembangunan ruang publik di Terminal Remu dan renovasi Pasar Sentral Remu agar melibatkan tenaga kerja yang ada di sekitar Kelurahan Remu Selatan.

“Karena berada di wilayah kita, kalau bisa nanti tenaga-tenaga kerja mungkin tukang skop ka melibatkan adek-adek yang ada di sini. Ini juga untuk mengurangi angka kenakalan. Jadi tolong prioritaskan anak-anak yang ada di Kelurahan Remu Selatan,”ujar Sidik Rahakbauw.
Selain itu yang terpenting, Sidik Rahakbauw menyampaikan aspirasi agar melalui DPRK Sorong, pemerintah bisa memperhatikan ketersediaan fasilitas dari 24 RT yang ada di Kelurahan Remu Selatan.
Terkait dengan perhatian pemerintah terhadap ketua-ketua RT/RW sebelumnya Ketua DPRK Sorong, Drs Ec John Lewerissa menjelaskan kepada warga bahwa sesuai kemampuan anggaran yang dimiliki, RT/RW di Kota Sorong akan menerima insentif Rp 500.000 yang dijadwalkan pembayarannya pada Desember 2025.
Penerimaan insentif bagi RT/RW dilakukan setahun sekali. Selain insentif, Jhon Lewerissa mengatakan RT/RW juga akan didaftarkan sebagai peserta BPJS Tenaga Kerja.
“BPJS Tenaga Kerja itu diberikan pada saat terjadi kecelakaan atau meninggal diberikan santunan,”terang Ketua DPRK Sorong John Lewerissa.
Dalam reses di Kelurahan Remu Selatan, selain Ketua DPRK Sorong John Lewerissa juga hadir anggota DPRK Dapil 4 lainnya yakni Syarif Nari, SH MH, Mohamad Saman Bugis, S.Sos dan Permadi Mahardika, S.AP.
Kepada warga Ketua DPRK Sorong,John Lewerissa mengungkapkan keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Kota Sorong saat ini karena adanya kebijakan pemerintah pusat melakukan efiensi anggaran.
“Efisiensi ini dari TKD (transfer keuangan daerah) ke pemerintah daerah masing-masing sampai 30-40 %. Jadi kita mengelola anggaran dari 1, 3 Triliun kita mengelola jadi hanya sampai 900 miliar, potong gaji sekitar 300-400 miliar, biaya rutin dan lain-lain kita tidak bisa melakukan pekerjaan fisik dan lain-lain,”,jelasnya.
“Jadi ini yang bisa diberikan oleh Pemerintah, insentif untuk RT/RW Rp 500.000, nanti diterima di bulan Desember,”imbuh John Lewerissa.
Kegiatan reses di Dapil 4 Kota Sorong sebelumnya telah berlansung di Kelurahan Klaligi, Malawei, Klasabi dan Malabutor. Reses hari terakhir di Kelurahan Remu Selatan tampak benar-benar dimanfaatkan warga untuk menyampaikan aspirasinya.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah persoalan sampah yang dikeluarkan warga.
Tinggal di kawasan Pasar Remu, dalam aspirasinya warga menyampaikan saat banjir, rumahnya dipenuhi sampah.
“Parit besar yang ada di daerah samping Bandara lari sampai Kali Remu sini itu terlambat sekali bapa. Terutama kami yang ada di belakang pasar, Pondok Segeri itu ketika hujan besar, sampah itu masuk ke kami pemukiman. 2020 itu banjir besar sampah yang dalam itu masuk semua,” tutur warga.
Atas persoalan yang dihadapi, warga melalui beberapa RT setempat telah menyurat ke Pemerintah Kota Sorong dan tembusan ke dinas terkait namun sampai saat belum ditindaklanjuti.
Untuk persoalan warga ini, Ketua DPRK John Lewerissa menyarankan untuk melayangkan surat ke DPRK.
Sebagai wilayah pusat perekonomian, Kelurahan Remu Selatan sampai saat ini dihadapkan dengan persoalan sampah.
Seperti yang disampaikan oleh salah satu staf Kelurahan Remu Selatan bahwa tidak adanya bak sampah membuat warga akhirnya membuang sampah sembarangan.
Hal ini juga terlihat di depan Kantor Kelurahan Remu Selatan ada spanduk bertuliskan “Dilarang Membuang Sampah di Tempat Ini” Karena biasanya sampah sampai menumpuk di tempat itu.
Karena itu kepada pimpinan dan anggota DPRK Sorong, warga berharap dapat membantu menyelesaikan persoalan sampah di Kelurahan Remu Selatan itu.
Dalam usulannya, jika tidak bak sampah, salah satu ketua RT menyampaikan agar pengadaan motor bentor yang akan keliling mengangkat sampah yang pernah diusulkan dan dibahas di Pemkot untuk diwujudkan.
Menanggapi aspirasi warga soal sampah, Ketua DPRK Sorong John Lewerissa mengakui kalau saat ini masih masa transisi dari perusahaan kontraktor sebelumnya kepada yang kini ditunjuk mengelola sampah di Kota Sorong.
“Nah sistem dari perusahaan kontraktor yang baru ini mungkin belum sosialisasi baik kepada RT/RW berkenan dengan bagaimana cara mekanisme pembuangan sampah dari rumah sampai ke TPS ya g disiapkan oleh lurah-lurah. Nah ini harus duduk bersama RT/RW,”tandasnya.
“Bentor ini diharapkan mempekerjakan masyarakat yang ada di RT/RW itu. Ada urunan dari masyarakat sehingga dia setiap hari mengambil sampah dari rumah ke rumah bawa ke TPS. Itu mekanisme yang benar dalam mengatasi masalah sampah,”terang John Lewerissa.
Sementara itu, anggota DPRK Sorong Syarif Nari menjelaskan soal rencana pembangunan Pasar Sentral Remu yang tahun 2026 akan dibangun berlantai dua.
Sebanyak 1.869 pedagang kaki lima (PKL) baik OAP dan non OAP telah terdata dan akan direlokasi ke tanah kosong samping GOR Pancasila.
Rangkaian reses yang dihadiri Lura Remu Selatan, Rizal S, S.Sos berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan diakhiri dengan pose bersama.
Dari hasil reses yang dilaksanakan oleh anggota DPRK mulai dari Dapil 1 hingga Dapil 4, Ketua DPRK Sorong, John Lewerissa mengatakan akan dilanjutkan dengan rapat paripurna.
Hasil rapat paripurna kemudian akan dilanjutkan dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan dinas-dinas terkait untuk menentukan prioritas, yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk ditindaklanjuti. (min)







